Kena halau...ermmm Posted: 08 Feb 2011 12:30 AM PST Hari ni KP sempat membaca beberapa laman blog teman-teman,antara paparan dalam blog yang KP baca..ada yang menarik perhatian KP..sebagai pengajaran serta panduan juga renungan kita bersama KP kongsikan bersama anda sekelian... sumber: http://ipohmalay.blogspot.com/2011/02/rakyat-mesir-halau-indon-balasan-demo.htmlSalam bertemu kembali selepas bercuti panjang. Post pertama selepas cuti ini ialah mengenai tindakan berani rakyat Mesir yang mengusir dan memecat pekerja Indonesia kerana sakit hati terhadap aksi para demonstran di Jakarta. Ia susulan dari tindakan mahasiswa dan para pendemo yang menjalankan tunjuk perasaan anti-Hosni di Jakarta. Akhirnya, TV Mesir memetik kejadian itu dan ia menimbulkan kemarahan rakyat Mesir. Akibatnya, pekerja Indonesia yang selama ini senang bekerja di Mesir, dihalau dan apabila dia bertanyakan tentang gajinya, majikannya menyebut 'suruh para pendemo di negara kamu bayarkan'.
Maka merayu-rayulah pekerja tersebut di media Indonesia supaya rakyat negaranya tidak sembrono mencampuri urusan negara lain.
Inilah akibat pertama yang terhasil dari perbuatan tak bermanfaat pendemo Indon yang belum pernah sedar diri. Mereka menyokong penggulingan Hosni Mubarak sebagaimana mereka menggulingkan Suharto.
Malaysia masih lagi bersabar atas nama serumpun, padahal semakin ramai Indon yang tidak mahu mengakui Malaysia dan Indonesia adalah serumpun., terutamanya di kalangan kafir-kafir Indon. Mungkin satu hari nanti, majikan di Malaysia wajar sahaja mengikut jejak majikan di Mesir.
Selasa, 08/02/2011 07:00 WIB Eskalasi Rusuh Mesir Demo Anti-Mubarak di Bundaran HI Dibalas Pengusiran WNI di Kairo
Kairo - Tindakan elit dan kelompok mahasiswa di Jakarta yang mencampuri urusan dalam negeri Mesir berakibat buruk. Setelah mahasiswa RI, giliran WNI diusir dari tempatnya bekerja di Kairo.
Tri Mulyati, salah seorang istri mahasiswa RI di Mesir mendapat perlakuan yang tak terduga sebelumnya. Tri menceritakan bahwa setelah mengurus kelengkapan paspor di Konsuler Nasr City, Kairo, ia kembali ke rumah majikan, tapi belum sejam berada di rumah majikan, madame (istri majikan) memanggilnya dan langsung menghardik.
Madame: Tri... Go out from my house (Keluar dari rumahku)!!! Tri: What's going on madame? I don't understand... (Ada apa Nyonya? Aku tak mengerti...) Madame: Look at the television! See what they do to my country. This is not your country's problem. This is our country's problem. This is our bussiness... I don't care... You have to leave from my house... I don't want to see Indonesian in my house. Get out Tri...!!!
(Lihat itu di televisi! Lihat apa yang mereka lakukan terhadap negaraku. Ini bukan masalah negaramu. Ini masalah negaraku. Ini urusan kami... Aku tak peduli... Kau harus pergi dari rumahku... Aku tak mau melihat orang Indonesia di rumahku. Keluar Tri...! - Sambil menunjuk pintu keluar).
Madame pada saat itu sedang menyaksikan siaran berita di televisi setempat tentang aksi solidaritas mahasiswa di Bundaran HI Jakarta dengan aksi menginjak-injak foto Presiden Hosni Mubarak.
Sambil menangis, Tri mencoba menjelaskan bahwa dia tidak salah apa-apa dan itu (aksi-aksi di Jakarta) bukan kesalahan dia.
Madame: I don't care!!! Ya laah etlah barra!!! (Sambil memanggil kepala rumah tangga dan menyuruhnya agar menyeret Tri keluar).
Tri: Okay, Madame... I am leaving now... But what about my salary (Ok, Nyonya... Aku pergi sekarang. Tapi bagaimana dengan gajiku)? Madame: You ask Indonesian demonstrant to pay you (Kau minta demonstran Indonesia untuk membayar gajimu) !!!
Demikian disampaikan Tri melalui Syamsu Alam Darwis kepada detikcom malam ini atau Selasa (8/2/2011) WIB, dengan beberapa kutipan bahasa Inggris telah diedit oleh redaksi).
Dari pengalaman pahit tersebut, Tri meminta kepada para mahasiswa dan aktivis di Indonesia agar berhati-hati dalam bertindak.
"Hendaknya tidak campur tangan urusan dalam negeri Mesir, karena kami secara pribadi yang tidak tahu-menahu menjadi korban," ujar Tri getir.
Lanjut Tri, selama ini dia mendapat gaji USD650 hingga USD700 per bulan bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris privat dua anak majikan Mesir, yang sekolah di British International School di 6th October City. Setiap pekan anak-anak majikan tersebut dapat juara star of the week di bidang matematika, sains, bahasa Inggris dan komputer.
Selama ini Tri mengaku senang bekerja dan tinggal di Mesir, karena dapat membiayai kehidupan orangtua dan keluarganya di kampung. Namun saat ini segalanya sirna dan kesempatan mengejar cita-cta menjadi tertunda
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan